Selasa, 26 Februari 2013

Yogyakarta

Bangsal Keraton

Pantai Parangtritis

Taman Sari

Candi Borobudur

Patung Budha

Candi Borobudur,Magelang.

Keraton Yogyakarta

Candi Borobudur

Relief Candi Borobudur

Stasiun Yogyakarta

Candi

Stasiun Tugu Yogyakarta

Biografi Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta

Gambar Google

Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno.

Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Bandar udara internasional Jakarta menggunakan namanya sebagai penghormatan terhadap jasanya sebagai salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia. Nama yang diberikan oleh orangtuanya ketika dilahirkan adalah Muhammad Athar. Anak perempuannya bernama Meutia Hatta menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dalam Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta.

Perjuangan Saat berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JSB) Cabang Padang. Di kota ini Hatta mulai menimbun pengetahuan perihal perkembangan masyarakat dan politik, salah satunya lewat membaca berbagai koran, bukan saja koran terbitan Padang tetapi juga Batavia.

Lewat itulah Hatta mengenal pemikiran Tjokroaminoto dalam surat kabar Utusan Hindia, dan Agus Salim dalam Neratja. Pada usia 17 tahun, Hatta lulus dari sekolah tingkat menengah (MULO). Lantas ia bertolak ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School. Di sini, Hatta mulai aktif menulis. Karangannya dimuat dalam majalah Jong Sumatera, "Namaku Hindania!" begitulah judulnya.

Berkisah perihal janda cantik dan kaya yang terbujuk kimpoi lagi. Setelah ditinggal mati suaminya, Brahmana dari Hindustan, datanglah musafir dari Barat bernama Wolandia, yang kemudian meminangnya. “Tapi Wolandia terlalu miskin sehingga lebih mencintai hartaku daripada diriku dan menyia-nyiakan anak-anakku,” rutuk Hatta lewat Hindania. Pemuda Hatta makin tajam pemikirannya karena diasah dengan beragam bacaan, pengalaman sebagai Bendahara JSB Pusat, perbincangan dengan tokoh-tokoh pergerakan asal Minangkabau yang mukim di Batavia, serta diskusi dengan temannya sesama anggota JSB.

Selama menjabat Bendahara JSB Pusat, Hatta menjalin kerjasama dengan percetakan surat kabar Neratja. Hubungan itu terus berlanjut meski Hatta berada di Rotterdam, ia dipercaya sebagai koresponden. Suatu ketika pada medio tahun 1922, terjadi peristiwa yang mengemparkan Eropa, Turki yang dipandang sebagai kerajaan yang sedang runtuh (the sick man of Europe) memukul mundur tentara Yunani yang dijagokan oleh Inggris.

Perangko Satu Abad Bung Hatta diterbitkan oleh PT Pos Indonesia tahun 2002 Hatta mengawali karir pergerakannya di Indische Vereeniging pada 1922, lagi-lagi, sebagai Bendahara. Penunjukkan itu berlangsung pada 19 Februari 1922, ketika terjadi pergantian pengurus Indische Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra.

Pada tahun 1932 Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan-pelatihan. Belanda kembali menangkap Hatta, bersama Soetan Sjahrir, ketua Club Pendidikan Nasional Indonesia pada bulan Februari 1934.

Hatta diasingkan ke Digul dan kemudian ke Banda selama 6 tahun. Pada tahun 1945, Hatta secara aklamasi diangkat sebagai wakil presiden pertama RI, bersama Bung Karno yang menjadi presiden RI sehari setelah ia dan bung karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena peran tersebut maka
keduanya disebut Bapak Proklamator Indonesia. Kehidupan pribadi Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal 18 Nopember 1945 di Megamendung, Bogor, Jawa Barat.

Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida Nuriah. Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi Swasono dan yang kedua dengan
Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad Athar Baridjambek.

Bung Hatta adalah nama salah seorang dari beribu pahlawan yang pernah memperjuangkan kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. Sosok Bung Hatta telah menjadi begitu dekat dengan hati rakyat Indonesia karena perjuangan dan sifatnya yang begitu merakyat. Besarnya peran beliau dalam perjuangan negeri ini sehingga
di disebut sebagai salah seorang “The Founding Father’s of Indonesia”.

Berbagai tulisan dan kisah perjuangan Muhammad Hatta telah ditulis dan dibukukan, mulai dari masa kecil, remeja, dewasa dan perjuangan beliau untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Namun ada hal yang rasanya perlu sedikit digali dan dipahami yaitu melihat Bung Hatta sebagai tokoh organisasi dan partai politik, hal ini dikaitkan dengan usaha melihat perkembangan kegiatan politik dan ketokohan politik di dunia politik Indonesia sekarang maka pantas rasanya kita ikut melihat perjuangan dan perjalanan kegiatan politik Bung Hatta.

Setelah perang dunia I berakhir generasi muda Indonesia yang berprestasi makin banyak yang mendapat kesempatan mengenyam pendidikan luar negeri seperti di Belanda, Kairo (Mesir). Hal ini diperkuat dengan diberlakukannya politik balas budi oleh Belanda. Bung Hatta adalah salah seorang pemuda yang beruntung, beliau mendapat kesempatan belajar di Belanda. Kalau kita memperhatikan semangat berorganisasi Bung Hatta, sebenarnya telah tumbuh sewaktu beliau berada di Indoensia. Beliau pernah menjadi ketua Jong Sematera (1918-1921) dan semangat ini makin membara dengan asahan dari kultur pendidikan Belanda / Eropa yang bernafas demokrasi dan keterbukaan.

Keinginan dan semangat berorganisasi Bung Hatta makin terlihat sewaktu beliau mulai aktif di kelompok Indonesische Vereeniging yang merupakan perkumpulan pemuda-pemuda Indonesia yang memikirkan dan berusaha memajukan Indonesia, bahkan dalam organisasi ini dinyatakan bahwa tujuan mereka adalah : kemerdekaan bagi Indonesia “.

Dalam organisasi yang keras dan anti penjajahan ini Bung Hatta makin “tahan banting” karena banyaknya rintangan dan hambatan yang mereka hadapi. Walau mendapat tekanan, organisasi Indonesische Vereeniging tetap berkembang bahkan Januari 1925 organisasi ini dinyatakan sebagai sebuah organisasi politik yang kemudian dinamai Perhimpunan Indonesia (PI). Dan dalam organisasi ini Bung Hatta bertindak sebagai Pemimpinnya. Keterlibatan Bung Hatta dalam organisasi dan partai poltik bukan hanya di luar negeri tapi sekembalinya dari Belanda beliau juga aktif di PNI (Partai Nasional Indonesia) yang didirikan Soekarno tahun 1927.

sumber : Google dan Buku Biografi

7 Tips Aman Saat Berwisata

Terkadang, celaka dalam perjalanan tidak dapat ditolak. Bagaimanapun dan apapun, persiapan yang matang kan memengaruhi hasil akhirnya. Persiapan yang cukup baik secara mental dan fisik bisa mengurangi risiko untuk kita terkena musibah saat berwisata. Beberapa kiat bisa dilakukan untuk mengurangi faktor risiko.

Gambar Google

 Ada tiga hal yang perlu disadari terlebih dahulu menyangkut keamanan saat traveling. Pertama, pada dasarnya, tidak ada satu pun lokasi di bumi ini yang seratus persen aman  dan tanpa risiko keamanan. Kedua, sebagian besar lokasi wisata atau tujuan wisata yang tersebar di seluruh dunia justru relatif aman untuk dijelajahi. Ketiga, ketidakamanan saat melakukan perjalanan wisata kerap kali justru dipicu oleh baik perilaku maupun persiapan yang kurang dari traveler itu sendiri. Seorang traveler mestinya sadar penuh atas segala kemungkinan yang bisa terjadi setelah ia melangkahkan kaki ke luar rumah. Bagaimanpun, kami memiliki tujuh kiat yang dapat membuat agenda traveling Anda lebih aman. Berikut ini kami rangkumkan beberapa kiat aman untuk berwisata:
 
1. Membaur
Cara ini adalah salah satu aturan mendasar yang harus dipahami oleh setiap traveler. Menjalin relasi dengan orang lokal, atau bergabung ditengah-tengah masyarakat lokal bisa menjadi sebuah sistem pertahanan diri atau sistem keamanan yang cukup efektif. Cobalah untuk tidak berpenampilan terlalu mencolok di sekitar orang-orang lokal. Intinya, berhentilah menjadi turis. Jangan jadikan diri Anda target yang mudah.
 
2. Bawa barang seperlunya
Tinggalkan barang-barang yang sangat berharga di rumah. Bawalah barang-barang yang memang akan benar-benar terpakai saat berwisata. Satu backpack atau ransel seharusnya sudah cukup untuk menampung benda-benda yang Anda butuhkan saat menjelajah di jalanan. Hal ini selain ringkas dan tidak merepotkan, juga memudahkan Anda untuk mengawasi sekaligus mencegah hal-hal buruk yang bisa saja terjadi.
 
3. Jangan lengah ketika istirahat
Kasus seperti ini sudah sangat sering kita dengar. Kecopetan saat di dalam bis kota, kehilangan tas saat tertidur di kereta atau bis malam, atau kehilangan tas atau laptop saat sedang ke toilet di sebuah cafe atau restoran. Jangan lengah, letakkan barang bawaan Anda dalam jarak yang masih dalam pengawasan Anda. Titipkanlah barang Anda kepada pramusaji atau bartender saat ingin pergi ke kamar kecil di restoran atau bar.
 
4. Waspada melangkah
Tujuan berwisata salah satunya adalah memang untuk mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah kita jelajahi sebelumnya. Namun terjebak di sebuah lingkungan yang rawan dan belum pernah kita kenal sebelumnya bisa menjadi masalah tersendiri. Selalu sadari kemana Anda melangkah. Pertimbangkan intuisi Anda saat berkata dalam hati, “jangan ke sana”. Jika sudah terlanjur, kewaspadaan ini bisa membuat Anda lebih mengingat jalan kembali.
 
5. Jangan sungkan untuk meminta pertolongan
Tidak ada salahnya untuk belajar sedikit bahasa lokal saat Anda menetap di suatu tempat. Ini akan bermanfaat ketika Anda berkomunikasi dengan penduduk. Setidaknya pelajari beberapa kata penting yang bisa membantu Anda saat berkomunikasi. Kalimat yang mengandung salam, terima kasih, atau angka-angka bisa membantu Anda saat Anda butuh pertolongan atau berbelanja.
 
6. Hindari konfrontasi
Intinya adalah menambah teman lebih baik daripada menambah musuh. Bersikaplah ramah kepada orang yang Anda temui dan mengajak Anda bicara. Ketika hal-hal provokatif terjadi, seperti seseorang menyenggol Anda atau menggoda kawan seperjalanan Anda yang cantik, sebaiknya tidak usah ditanggapi. Jika Anda merasa terancam oleh seseorang, arahkan tujuan Anda ke tempat yang ramai atau lokasi-lokasi publik. Laporkan ke pihak keamanan jika memang diperlukan.
 
7: Asuransikan perjalanan Anda
Asuransi bisa menjadi hal yang penting apabila Anda melakukan perjalanan wisata untuk mencoba hal-hal baru yang ekstrim. Ingatlah bahwa harga dari sebuah pengobatan tidaklah murah, dan ini sebabnya ada pepatah “lebih baik mencegah daripada mengobati”.