Ide
pameran ini muncul melalaui proyek lain dari Dr. Melani Setiawan, pencinta seni
Indonesia. Pameran ini pernah di adakan
pada tahun sebelumnya, berupa kompilasi dan publikasi koleksi foto sejak tahun
1977 yang mendokumentasikan ketertarikannya dalam bidang seni rupa dan antusias
terhadap komunitas seni rupa Indonesia.
Para
seniman yang yang terlibat dalam RE.CLAIM, mempunyai keingintahuan serta
penasaran terhadap arsip-arisp personal kisah-kisah yang hadir, dan menyatakan
fakta-fakta yang terabaikan
terhadap karya mereka. Seniman yang berpartisipasi antara lainnya A.C
Andre Tanama, Aditya Novali, Ruang Rupa, I Made Widya Diputra.
“Saya berkunjung di sini dalam rangka untuk apresiasi seni, karena di ganas
jarang banget ngadaian pameran group
dari seniman yang udah terkenal sampai yang baru yang kaya gini,” ungkap Fahri,
mahasiswa Seni Rupa UNJ.
|
salah satu seni yang di pamerkan dalam pameran RE.CLAIM 11 april 2012, Galeri Nasional, Jakarta. |
Para seniman ini menghadirkan
beragam interprestasi terhadap fungsi
materi-materi dokumenter melalui kerja berdasarkan sumber-sumber arsip pribadi
dan seringkali bersifat biografis.
Seni seni yang di pamerkan ada dalam bentuk lukisan, foto-foto, patung
pahatan kayu dan batu, mural, dan video.
Kutipan
yang di ambil dari tulis tembok pameran Galeri Indonesia yang di ambil dari “numpang
nampang” pameran solo nya dari Popo, Popo mengungkapkan gua paling engga akrab
dengan kata “ideologis”, tapi singkatnya gagasan yang gua pakai dari gambar
karakter yang gua buat ”silence speak”. Gua pengen berpidato tapi tanpa harus
pake toa atau pengeras suara. Makanya gua menciptakan gambar karakter gua dan gua bikin mural di
tembok jalan. Dengan arti mulut gua diem tapi gambar guacerewet.
“performance
art ini berubah arahnya, tidak lagi dilakukan aksi di jalan tetapi mulai ke
panggung menjadi semacam mempertontonkan
kegiatan-kegiatan seni rupa pertunjukkan,”
ungkap F.X Harsono, kutipan dari tulis tembok Galeri Nasional.
Menurut dari arsip Dr.
Melani menunjukkan pada dekade 1980
terjadi perubahaan pada dunia seni.
Kemunculan dunia seni ini sama sekali bukan pengaruh institutional theory, tetapi muncul kerana
tumbuhnya pasar seni pada pertengan gahan 1980.
Dunia seni pada
1970-an tidak sepopuler pada era 1980-an meskipun pada era 70-an tetap di beritakan di
dunia massa. Sejak 1980-an kegiatan seni rupa semakin lama semakin
populer.
Memasuki dekade 2010,
menurut arsip Dr. Melani mengungkapkan kegiatan seni semakin mendunia di
Indonesia dengan munculnya banyak art market dan pameran pameran yang di
selenggarakan setiap senimannya. (RN)