|
ilustrasi - gambar istimewa |
Kata-kata
Hari Tanpa Tembakau
Sedunia mulai ramai
didengungkan oleh instansi maupun organisasi, nasional maupun internasional
yang sadar akan dunia kesehatan. Hari tanpa tembakau sedunia sudah digelar tetapi masih banyak warga Indonesia yang merokok termasuk di kalangan remaja.
Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak menyatakan jumlah perokok anak saat ini meningkat hingga 45 %.
Meningkat dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Melihat kenyataan ini naif
rasanya mengharapkan perokok-perokok ini menghentikan kebiasaan pada rokok
karena kenyataannya para perokok itu bukan tidak tahu apa bahayanya merokok.
“Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,
impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin” hanya menjadi simbol, tak berbeda
dengan semboyan “sedia payung sebelum hujan”. Jika Anda seorang perokok, saya
yakin anda pun sudah bosan mendengar informasi tentang bahaya merokok.
“para perokok sekarang banyak yang engga peduli sama
orang yang engga merokok, nafas saya sesak saat ada perokok dekat dengan saya.”
Ungkap Rivan, (17) Pelajar
Hari Tanpa Tembakau Sedunia sudah ditetapkan sejak
tahun 1987 oleh negara-negara anggota WHO melalui sidang umum kesehatan dunia
tanggal 7 April pada tahun itu. World
No-Smoking Day adalah salah satu resolusi yang diangkat. Hari Tanpa
Tembakau Sedunia bertujuan untuk mengingatkan dunia akan bahaya tembakau bagi
kesehatan. Lebih jauh lagi, beriringan dengan pelaksanaan kebijakan
masing-masing negara tentang rokok, jumlah perokok pemula hingga jumlah
kematian akibat rokok diharapkan dapat ditekan.
Sayangnya dari tahun ke tahun
peringatan hari tanpa tembakau sedunia di Indonesia tidak pernah seperti
harapan. Tahun lalu, di tempat umum, bahkan di kawasan bebas asap rokok seperti
Rumah Sakit pun masih sering dijumpai orang yang merokok pada hari itu.
Kebanyakan dari mereka mengaku tidak tahu bahwa hari itu adalah hari tanpa
tembakau sedunia.
|
bahaya meroko-gambar istimewa |
Sebagian dari mereka mengungkapkan
bila tahu pun, mereka juga tidak peduli karena rokok seperti halnya beras,
sudah menjadi kebutuhan bagi mereka. Sangat memprihatinkan, Inilah kendala
besar mewujudkan dunia bebas asap rokok meski hanya sehari saja.
Hanya ada tiga tipe pecandu rokok, yang pertama
mereka yang tidak memahami akan bahaya rokok, yang kedua mereka paham tapi
tidak berniat berubah, dan yang ketiga mereka paham tapi tidak yakin bisa
berubah. Jika mau positive thinking, mereka bisa berubah, Indonesia bisa
berubah, dunia juga bisa berubah bebas dari asap rokok demi kesehatan.
Indonesia sendiri sangat menyadari resiko dari
penggunaan tembakau pada kesehatan, ini terbukti dengan dimasukannya tembakau
dan produk yang mengandung tembakau di dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan sebagai zat adiktif yang penggunaannya harus diatur agar tidak
menganggu dan membahayakan kesehatan. UU Kesehatan mengamanatkan kepada
Pemerintah untuk mengatur ketentuan mengenai pengamanan bahan yang mengandung zat
adiktif, termasuk tembakau dan produk yang mengandung tembakau, dalam Peraturan
Pemerintah.