Kamis, 15 November 2012

Makna “Sumpah Pemuda” sudah mulai luntur

Gambar Istimewa


              Sumpah Pemuda sudah berumur delapan puluh empat tahun, gerakan sumpah pemuda ini menyatakan suatu ikrar yang mengaku bertumpah darah satu tanah air indonesi, mengaku berbangsa satu bangsa indonesia dan menjunjung tinggi bahasa persatun bahasa Indonesia. Tetapi, gerakan sumpah pemuda ini sudah mulai memudar di masa globalisasi ini yang dimana orang bebas melakukan apapun tanpa batas tanpa mengganggu kebebasan orang lain.

            Indonesia dilahirkan mulai dari tanggal 28 oktober  1928, proses kelahiran bangsa indonesia ini merupakan hasil dari perjuangan rakyat selama ratusan tahun yang  tertindas dari kekuasaan kaum kolonialis pada waktu itu. Kondisi inililah yang membuat para pemuda Indonesia pada saat itu membulatkan tekad untuk mengangkat harkat dan martabat hidup orang indonesia asli. Atas tekad inilah yang jadi semangat perjuangan rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada tanggal 17 agustus 1945.

            Sumpah Pemuda adalah bukti otentik pada tanggal 28 oktober 1928 tersebut adalah hari lahirnya bangsa Indonesia. Gagasan kongres Pemuda kedua ini  berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), PPPI adalah sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan dari seluruh Pelajar Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung berbeda dan di bagi tiga kali rapat dan rapat tersebut membuahkan Sumpah Pemuda.

            Rapat pertama, dilaksanakan di gedung Katholieke Jongenlingen Bond, sabtu 27 oktober 1928. Dalam urain dari Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat Persatuan Indonesia yaitu Sejarah, Bahasa, Hukum adat, Pendidikan dan kemauan.

            Rapat kedua, dilaksanakan di gedung Oost-java Bioscop, minggu 28 oktober 1928. Membahas tentang pendidikan, kedua pembicara dalam rapat ini yaitu Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak Indonesia harus mendapatkan pendidikan kebanggsaan dan harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak Indonesia juga harus di didik secara demokratris.

            Rapat ketiga, dilaksanakan di gedung Indonesisch Huis Kramat yang sekarang dikenal dengan  gedung Sumpah Pemuda. Dalam rapat ini membicarakan tentang pentingnya nasionalisme dan demokrasi, pendapat menurutSoenario. Sedangkan  menurut Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakkan nasional. Sebelum kongres ini di tutup dengan mdiperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya dari Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut merial oleh seluruh peserta Kongres. Kongres ini ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapakan sebagai sumpah setia, berbunyi :


Gambar Istimewa


Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.

Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjujung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
               
  Sumpah pemuda tidak hanya untuk di hafal naskahnya tetapi bagaimana kita berperan membangun dan menjalankan makna dari isi Sumpah Pemuda tesebut. Pada delapan puluh empat tahun silam saat kongres kedua berlangsung dengan diikuti berbagai perkumpulan pemuda yang bersifat kedaerahaan, kesukuan maupun keagamaan. Namun, mereka punya satu visi dan misi yang sama yaitu keinginan yang sangat kuat untuk memerdekakan Indonesia menjadi bangsa Indonesia.

            Sumpah Pemuda yang dilakukan oleh para Pemuda Pemudi Indonesiamempunyai makna yang sangant dalam bagi bangsa Indonesia, sumpah Pemuda ini berikrar bersatunya dan disatukannya tunas-tunas bangsa oleh kesamaan tanah air, bangsa dan bahasa dalam keanekaragaman suku, budaya, bahasa dan agama di Indonesia.

            Saat saat era reformasi ini, semangat nasionalisme pemuda ini patut dipertanyakan dalam menjalankan pemerintahan ini oleh para petinggi petinggi bangsa ini, para petinggi ini sudah banyak merugikan bangsa dengan nafsu dan ego mereka masing masing. Banyaknya tindakan korupsi dari penjabat yang tinggi sampai yang rendah membuat bangsa ini terpuruk.

            Indonesia saat ini membutuhkan kembali faktor-faktor yang bisa mempersatukan Indonesia seperti gerakan sumpah pemuda pada tahun 1928 yang lalu. Era reformasi ini yang sudah berjalan delapan puluh tiga tahun belum menunjukkan hasil yang berarti untuk bangsa ini. Pembangunan fisik belum menunjukkan hasil yang baik, pendidikan yang masih sulit didapatkan, kesehatan masih sangat suatu hal yang mahal, kekayaan alam yang digerus dan dinikmati oleh bangsa lain, budaya dan wilayah Indonesia masih banyak yang dicuri oleh negara lain yang tidak bertanggung jawab, para pemain politik masih saling menindas yang haus kekuasaan, dan tata perekonomian indonesia yang masih kacau.

            Kita ini satu bangsa, berbagai suku bangsa yang ada di bangsa kita. Karunia yang di berikan tuhan ini patut kita syukuri, karena adanya perbedaan ini membuat negara kita memiliki corak budaya yang beragam. Tetapi, perbedaan ini terkadang ada yang berusaha untuk memecah belahkan persatuan ini. 

        Perang antar suku, perang antar kampung, perang antar sekolah maupun universitas, perang antar organisasi masyarakat dan perang antar partai politik. Mari kita ingat kembali ikrar sumpah pemuda yang dilakukan para pemuda pemudi delapan puluh tiga tahun silam, mereka ingin perbedaan itu bersatu dan bersama-sama membangun negara ini menjadi negara yang aman, makmur, damai dan sejahtera.

            Bangsa kita ini memiliki beranekaragaman bahasa yang sangat banyak. Dalam satu provinsi saja bisa memiliki lebih dari satu jenis bahasa daerah tetapi bahasa persatuan kita cuman ada satu yaitu bahasa Indonesia. Namun, di era globalisasi ini bahasa Indonesia telah di nomor duakan oleh para pemuda pemudi indonesia. 

             Pemuda pemudi Indonesia lebih sering menggunakan bahasa asing dalam pergaulan daripada bahasa Indonesia. Para pemerintah pun lebih sering menggunakan bahasa asing seperti “reshuffle”. Mari pemuda pemudi Indonesia kita tunjukkan pada dunia bahwa kita menghargai bahasa yang kita miliki sendiri. Maka, mari bersama sama kita jadikan hari peringatan “Sumpah Pemuda” ini sebagai momentum menyatukan bangsa ini kembali untuk warisan anak cucu kita mendatang.

            Mari wahai para pemuda pemudi Indonesia, munculkanlah kembali semangat juang dan nasionalisme kalian. Persatukan bangsa ini kembali seperti cita-cita para pemuda pemudi delapan puluh empat tahun silam. Kita punya banyak suku, agama, bahasa dan budaya jadikan itu semua sebagai alat mempersatukan kita. Tak ada lagi peperangan antar suku, kampung, sekolah maupun universitas dan peperangan antar partai polotik. Maknai sumpah pemuda ini dengan penuh karya karya baik dan prestasi untuk bangsa dan negara indonesia. Para penjabat negara marilah bersikap jujur dan bersikap serius untuk rakyatnya. 

0 komentar:

Posting Komentar