Minggu, 27 Mei 2012

JUMLAH POPULASI ORANGUTAN TERUS MENURUN


Seekor Orangutan betina bersama anaknya di Pusat Primata Schemutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.

Pembakaran hutan, penebangan pohon serta perluasaan lahan sawit  yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan berdampak buruk bagi makhluk hidup. Orangutan merupakan salah satu makhluk hidup yang terkena dampak dari pembakaran dan penebangan pohon liar tersebut. Terlihat dari jumlah populasi orang utan yang menurun setiap tahunnya.

Orangutan termasuk satwa liar dan langka, yang telah terdaftar di dalam Konvensi CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).

Banyak orangutan kehilangan habitatnya dan bahkan cara yang paling tragis untuk mengusir para orangutan yaitu dengan pembantai massal yang tergiur hadiah yang diberikan pihak pengusaha kelapa sawit.

Menurut The Centre for Orangutan Protection (COP), ada perusahaan tertentu yang sengaja memberikan hadiah sebesar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta kepada pihak yang berhasil menghabisi orangutan setiap kali mendekat ke lahan konsesi. Bagi perusahaan itu, primata ini adalah hama yang mengganggu perkebunan sawit.

Kini, pembantaian orangutan bukan hanya isu di Indonesia saja,  tapi juga jadi perhatian dunia. Sejumlah media  internasional memberitakan kasus ini.

Menurut Washington Post  pada Senin 14 November  2011  memberitakan tentang sebuah survei yang dilakukan terkait Orangutan. Erik Meijaard, penulis utama laporan survei yang dimuat jurnal PLoSOne mengatakan, ia yakin pembantaian menunjukkan Orangutan menghadapi ancaman serius, lebih gawat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Menurut data dari Taman Pusat Primata Ragunan, Indonesia adalah rumah bagi 90 persen spesies  Orangutan. Sekitar 50 ribu sampai 60 ribu hewan itu  tinggal di hutan rimba. Namun  akibat pembabatan hutan  untuk perkebunan kayu bahan kertas, atau kelapa sawit,  Orangutan berkonflik dengan manusia.

Pada awal 1990-an jumlah populasi Orangutan sekitar 6.000 ekor, namun pada tahun 2010 jumlah tersebut terus menurun drastis hingga 280 ekor. Saat ini jumlah populasi Orangutan semakin mengkhawatirkan karena jumlah spesies tinggal 200 ekor

Menurut data dari orangutan.com, Sebuah koalisi kelompok konservasi lokal dan internasional memperingatkan di bulan Maret bahwa orangutan di hutan Tripa bisa menghilang pada akhir tahun ini kecuali tindakan dilakukan untuk menghentikan kebakaran dan pembukaan lahan di daerah sana.

Koalisi itu mengatakan sekitar 100 ekor orangutan telah tewas di daerah itu dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari pembukaan lahan, dengan hanya tersisa kurang lebih ada 200 ekor orangutan. 
Data dari Kompas.com, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah dan Pusat Reintroduksi Orangutan Nyarumenteng telah mengevakuasi 221 orangutan akibat pembabatan hutan yang dilakukan perusahaan kelapa sawit pada Maret 2003 sampai Juni 2006.
Menurut Hardi anggota Centre of Orangutan Protection (COP) yang dikutip dari kompas.com, pembantaian yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab itu sungguh ironis. Banyak orangutan yang dikubur hidup-hidup, dibakar, dibacok, dipukul hingga berujung pada kematian.

Orangutan adalah salah satu jenis satwa liar paling dilindungi oleh hukum Indonesia dan mendapatkan simpati yang luas dari masyarakat internasional. Ironisnya, orangutan justru tidak terlindungi dengan baik oleh pemerintah.

0 komentar:

Posting Komentar